Afrizal Malna
lahir di Jakarta, 7 Juni 1957. Sejak menamatkan SLA pada tahun 1976, Afrizal Malna tidak
melanjutkan
mahasiswa khusus hingga pertengahan dikeluarkan pada
tahun 1983. Pada usia 27 tahun, Afrizal
Malna menikah. Selama kurang lebih sepuluh
tahun ia pernah bekerja di perusahaan kontraktor
bangunan, ekspedisi muatan
kapal laut, dan asuransi jiwa. Sekarang lebih banyak berkiprah di
bidang seni,
sebagai sutradara pertunjukan seni, kurator seni instalasi, penyair dan
penulis.
Bukunya antara lain: Abad Yang Berlari (1984), Perdebatan
Sastra kontekstual (1986), Yang Berdiam
Dalam Mikropon (1990), Arsitektur
Hujan (1995), Biography of Reading (1995), Kalung Dari Teman (1998),
Sesuatu
Indonesia, Esei-esei dari pembaca yang tak bersih (2000), Seperti
Sebuah Novel yang Malas
Mengisahkan Manusia, kumpulan prosa (2003), Dalam
Rahim Ibuku Tak Ada Anjing (2003), Novel Yang
Malas
Menceritakan Manusia (2004), Lubang dari Separuh Langit (2005).
Penghargaan yang pernah
diterima: Kincir Perunggu untuk naskah monolog dari
Radio Nederland Wereldomroep (1981),
Republika Award untuk esei dalam Senimania
Republika, harian Republika (1994), Esei majalah
Sastra Horison (1997), Dewan
Kesenian Jakarta (1984).
Berikut ini adalah beberapa puisi karyanya antara lain :
Biografi :
Sejak menamatkan SLA pada tahun 1976, Afrizal Malna tidak melanjutkan sekolah. Pada tahun 1981,
dikeluarkan pada tahun 1983.
Selama kurang lebih sepuluh tahun ia pernah bekerja di
perusahaan kontraktor bangunan, ekspedisi
muatan kapal laut, dan asuransi jiwa.
Sekarang lebih banyak berkiprah di bidang seni, sebagai esais,
kurator seni
rupa, penyair dan penulis.
Proses Kreatif :
Puisi, cerpen, dan esainya dimuat dalam Horison, Kompas, Berita Buana, Republika, Kedaulatan
Rakyat, Jawa Pos, Surabaya Post, Pikiran Rakyat, Ulumul Qur'an, dan
lain-lain.
Tema puisi Afrizal Malna yang menonjol adalah pelukisan dunia
modern dan kehidupan urban, serta
objek material dari lingkungan tersebut.
Korespondensi objek-objek itulah yang menciptakan nuansa
dan gaya puitiknya.
Imaji-imaji dalam kehidupan sehari-hari , secara berdampingan
ditampilkan (jukstaposisi) secara
gaduh, hiruk-pikuk, hampir-hampir chaotic,
kacau balau, semrawut, tercermin dalam judul-judul
puisinya, seperti:
“Antropologi Kaleng-Kaleng Coca Cola”, “ Fanta Merah untuk Dewa-Dewa”, “Migrasi
di Kamar Mandi”, “Pelajaran Bahasa Inggris Tentang Berat Badan”. Afrizal
tertarik pada menemukan
hubungan antara objek dalam puisi-puisinya,
mencari—dalam kata-katanya sendiri—suatu “visualisasi
tata bahasa atas
benda-benda” (a “visual grammar of things”). Intimasi hubungan rahasia antar
objek-objek
tersebut memberikan banyak informasi tentang puitika Afrizal.
Pada tahun 1981, sebuah naskah dramanya memperoleh penghargaan
dalam sayembara Kincir
Emas
Radio Nederland Wereldomreop.
Karya dramanya yang berjudul Pertumbuhan di atas Meja Makan, terpilih dalam antologi drama Indonesia
seratus tahun yang diterbitkan Yayasan Lontar, serta diterjemahkan dalam versi bahasa Inggris
dengan
judul Things
Growing on the Table. Karya drama Afrizal tersebut merupakan salah satu contoh
yang
representatif untuk karya yang muncul pada era postmodernisme Indonesia.
Karya ini menentang
penggunaan narasi keseragaman yang dibentuk oleh Orde Baru
di Indonesia. Dalam karya dramanya
ini, Afrizal yang juga bertindak sebagai
editor, membangun suatu "perpecahan" (disunity) dengan
memecah belah
atau membuat potongan-potongan dialog dari berbagai sumber berlainan, misalnya
potongan pidato presiden Soekarno dan
wakilnya Mohamad Hattadigabungkan dengan dialog dari
Caligula karya Albert Camus dan Sandyakala Ning
Majapahit karya Sanusi Pane. Dengan demikian,
melalui karyanya yang demikian,
ia menolak hubungan kausalitas dan struktur naratif, ketika tokoh
Suami dan
Istri dalam drama ini mengucapkan kutipan potongan-potongan kalimat yang tidak
berhubungan tersebut, sekaligus memaksa audiens untuk membangun sebuah cerita
bagi diri mereka
sendiri.
Afrizal menulis esai pengantar untuk buku kumpulan puisi
beberapa penyair Indonesia, antara lain
pada antologi bersama antara lain, Perdebatan Sastra Kontekstual (Ariel Heryanto ed.,
1986)..
Sesuatu Indonesia: Esei-Esei dari Pembaca Tak Bersih adalah salah satu buku
kumpulan esainya,
diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya pada tahun 2000.
Esainya dalam Senimania Republika, Harian Republika, 1994
memenangkan Republika Award. Ia
juga menjadi pemenang esai di Majalah Sastra Horisonpada 1997.
Sejak 1983 hingga 1993 menulis teks pertunjukan Teater Sae. Afrizal pernah
mengunjungi beberapa
kota di Swiss dan Hamburg, memberikan diskusi teater dan
sastra di beberapa universitas dalam
rangka pertunjukan Teater Sae (Mei-Juni
1993) yang mementaskan naskahnya.
Sampah di Solo. Pada
tahun 1996berkolaborasi
dengan berbagai seniman dari beragam disiplin
Beberapa buku prosa: cerita pendek atau novel, karya Afrizal
Malna, antara lain: Dalam
Rahim Ibuku
Tak Ada Anjing (2003), Seperti Sebuah Novel
Yang Malas Menceritakan Manusia (IndonesiaTera, 2004),
Lubang dari Separuh
Langit (2005).
Cerpennya pernah masuk dalam antologi cerpen pilihan Kompas, antara lain Pistol Perdamaian
(1996), dan
Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (1997).
Berkat prestasinya di bidang kepenulisan, Afrizal Malna beberapa
kali diundang dalam festival dan
acara sastra nasional maupun internasional,
seperti Festival Penyair International di Rotterdam, Belanda
(1995)
dan Utan Kayu International Literary Biennale di Jakarta 2005.
Penghargaan :
·
Republika Award untuk esei dalam Senimania Republika, harian
Republika (1994),·
Esei majalah Sastra Horison (1997)·
Dewan Kesenian Jakarta (1984)·
1981: Radio Nedherland Wereldomroep untuk naskah drama Surat·
1987: Dewan Kesenian Jakarta untuk buku puisi Abad Yang Berlari·
1994: Republika Award dari harian Repulika untuk esei·
1996: Pusat Pembinaan dan Pengembahan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Budaya untuk buku puisi Arsitektur Hujan·
1997: Majalah sastra Horison untuk esei·
2006: Penghargaan Adibudaya dari Departemen Pendidikan untuk
puisi·
2008: Man of The Year dari majalah Tempo untuk buku puisi
Teman-temanku Dari Atap Bahasa·
2010: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Budaya untuk buku
puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa SEA Write Award dari Bangkok untuk buku
puisi Teman-temanku Dari Atap Bahasa (penghargaan tidak diambil)
Sumber
No comments:
Post a Comment