“Aku tak suka kakimu berbunyi.”
“Ini coklat, seperti cintaku padamu.”
James Saunders membuat drama dari kereta dan permen coklat di situ,
menyusun persahabatan dari
orang-orang yang tak bisa saling menemani: Kita
adalah kegugupan bersama, sejak berusaha
mencari arti lewat permen coklat, dan
kutu pada lipatan baju. Jangan menyusun flu di situ, seperti
menyusun jendela
kereta dari dialog-dialog Romeo. Tetapi Suyatna ingin menemani sebuah dunia,
sebuah pentas, dengan dekor dan baju-baju, pita- pita pada jalinan rambut
sebahu.
Tak ada stasiun kereta pada kerut keningmu, seperti kegelisahan membuat
pesta di malam hari. Lihat
di luar sana, orang masih percaya pada semacam
kebahagiaan, seperti memasukkan seni peran
dalam tas koper. Tetapi kenapa
kau tinggalkan dirimu dalam toilet. Jangan ledakkan sapu tanganmu,
dari kebiasaan
kecil seperti itu.
Aih, biarlah kaki itu terus berbunyi, makan coklat terus berlalu, kutu-kutu
di baju, cinta yang penuh
kegugupan ditonton orang. Tetapi jangan simpan terus
ia di situ, seperti dewa-dewa berdebu dalam
koper, berusaha memberi arti dengan
mengisap permen gula.
Ini coklat untukmu.
Jangan mengenang diri seperti itu.
1994
Oleh :
Afrizal Malna
No comments:
Post a Comment