Aku bukan seluruh daun di pohon ini. Aku hanya
selembar daun di pohon ini. Hanya pohon ini dan
hanya selembar daun. Aku hanya selembar daun
yang tumbuh di leherku. Hanya berwarna hijau sep-
erti selembar daun. Aku hanya selembar daun yang
berbicara menggunakan mulutku. Maksudku,
mulutku adalah selembar daun yang berbicara
menggunakan mulutku. Maksudku, aku hanya
selembar daun yang selembar daun. Jangan rayu aku
untuk menjadi pohon walau kau berikan tuhan kepa-
daku. Jangan rayu aku untuk menjadi seluruh daun
pada pohon ini walau kau berikan janji kematian pa-
daku. Aku bukan soal kematian dan soal tuhan. Aku
mirip, maksudku mirip dengan pertanyaan aku hidup
bukan untuk seluruh yang kau katakan setelah
kematian. Setelah kematian aku bukan hidup dan ke-
matian bukan selembar daun yang mewakili seluruh
daun di pohon ini.
Aku hanya selembar warna hijau dari pohon yang
aku tak tahu namanya. Pohon yang membuat aku
tahu aku berada di sini dan hidup di sini. Maksudku,
jangan kau takuti aku seperti kanak-kanak yang
berlari di seberang kematian. Aku mengingatnya,
waktu-waktu, dan, lihatlah di luar sana, lihatlah
orang-orang berjalan dengan kakinya, pohon-pohon
tumbuh, anak-anak bermain merasakan kebahagiaan
memiliki tawa, langit yang dibuat dari rambut
perempuan. Aku adalah selembar daun yang dijahit
pada sebatang pohon.
Oleh :
Afrizal Malna
salam hangat dari kami ijin menyimak gan, dari kami pengrajin jaket kulit
ReplyDeleteoke gan, silahkan ...
Delete