Banyak orang begitu jijik dan
benci pada tikus, tapi perempuan lajang yang tinggal sendirian di
rumahnya yang besar itu justru
merasa tentram bersahabat dengan tikus-tikus yang mencericit terus
tiada hentinya. Entah berapa
tikus berumah di rumahnya. Dan setiap hari ada saja tikus mati, lalu
dengan sedih ia buang ke selokan.
Sebelum tidur, sambil mengantuk,
ia sempatkan membaca buku Hidup Bahagia bersama
Tikus sementara
konser tikus berlangsung terus sampai jauh malam, juga ketika ia sudah nyenyak
bermimpi bertemu kekasih yang
selama ini ia sembunyikan dalam ingatan.
Malam itu ia tidur berselimutkan
sarung cap tikus, dan ada tikus besar dari kuburan mondar-mandir di
sekitar tubuhnya, mengendus-endus
sakitnya. Saat bangun ia menjerit mendapatkan tikus-tikus mati
berkaparan di ranjang. Sialan,
kau dapat cericitnya, aku bangkainya!
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment