Ketika saya akan masuk ke kamar
mandi, dari balik pintu
tiba-tiba muncul perempuan cantik
bergaun putih
menodongkan pisau ke leher saya.
“Pilih cinta atau nyawa?” ia
mengancam.
“Beri saya kesempatan mandi dulu,
Perempuan,”
saya menghiba, “supaya saya
bersih dari dosa.
Setelah itu, perkosalah saya.”
Selesai saya mandi, perempuan itu
menghilang
entah ke mana. Saya pun pulang
dengan perasaan waswas:
jangan-jangan ia akan menghadang
saya di jalan.
Apa dosa saya? Saya tidak pernah
menyakiti perempuan
kecuali saat saya dilahirkan.
Ketika saya akan masuk ke kamar
tidur, dari balik pintu
tiba-tiba muncul perempuan gundul
bergaun putih
menodongkan pisau ke leher saya.
“Pilih perkosa atau nyawa?” ia
mengancam.
Saya panik, saya jawab
sembarangan: “Saya pilih ATAU!”
Ia mengakak. “Kau pintar,”
katanya. Kemudian
ia mencium leher saya dan
berkata: “Tidurlah tenang
dukacintaku. Aku akan kembali ke
dalam mimpi-mimpimu.”
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment