Gadis enam puluh tahun berdiri di
ambang jendela,
berbincang-bincang dengan senja.
Senja menggerayangi wajahnya, dan
ia merasa
sorot senja sangat menyilaukan
matanya.
"Ngapain ngeliatin gue
melulu? Ntar gue colong mata lu!"
Senja meredup, kemudian angslup
ke pelupuknya.
Demikianlah, setiap berangkat
bermain layang-layang
di kuburan, aku melihat gadis
buta itu sedang berdiri
di ambang jendela, berpacaran
dengan senja,
dan sorot senja memancar dari
kelopak matanya.
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment