Konon ia seorang veteran, bekas
pejuang kemerdekaan,
sehari-hari bergiat sebagai
pedagang celana di sebuah pasar
di dekat kuburan di pinggiran
kota.
Orang-orang sangat suka membeli
celana bikinannya
karena terjamin kwalitetnya,
sangat enak dipakainya,
terkenal sejak 1945.
Mentang-mentang pakai celana
serdadu, penjual celana itu
tiba-tiba menjadi sombong dan
pura-pura lupa sama aku.
“Anda dari kampung ya?” ejeknya
ketika aku sibuk
mencoba-coba berbagai celana dan
tidak juga membelinya.
“Semua celana itu palsu. Yang
asli cuma ini,” katanya
sembari menunjuk-nunjuk celananya
sendiri.
Ia tertawa hebat ketika aku
berniat membeli celana antik
yang dipakainya, berapa pun
harganya.
Ia bertahan: “Jangan. Ini celana
perjuangan.”
Ketika sekian tahun kemudian kami
bertemu lagi
di sebuah rumah sakit jiwa di
dekat kuburan di pinggiran kota,
bekas serdadu itu mengaku bahwa
celana loreng
yang dibanggakannya itu
sebenarnya palsu dan ia menyesal
mengapa dulu tidak menjualnya ke
aku.
Celana itu sudah dibeli seorang
kolektor kaya
yang gemar mengumpulkan berbagai
macam benda pusaka.
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment