Ia membabat padang rumput yang
tumbuh subur
di kepalaku. Ia membabat rasa
damai
yang merimbun sepanjang waktu.
“Di bekas hutan ini akan
kubangun bandar, hotel,
dan restoran. Tentunya juga
sekolah,
rumah bordil, dan tempat
ibadah.
Ia menyayat-nyayat kepalaku.
Ia mengkapling-kapling tanah
pusaka nenekmoyangku.
“Aku akan mencukur lentik
lembut bulu matamu.
Dan kalau perlu akan kupangkas
daun telingamu.”
Suara guntingnya selalu
mengganggu tidurku.
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment