Tuesday, November 3, 2015

Tengah Malam




Badai menggemuruh di ruang tidurmu.
Hujan menderas, lalu kilat, petir
dan ledakan-ledakan waktu dari balik dadamu.

Sesudah itu semuanya reda.
Musim mengendap di kaca jendela.
Tinggal ranting dan dedaunan kering
berserakan di atas ranjang. Hening.

Waktu itu tengah malam. Kau menangis.
Tapi ranjang mendengarkan suaramu sebagai nyanyian.


Oleh :
Joko Pinurbo

No comments:

Post a Comment