Ranjang meminta kembali tubuh
yang pernah dilahirkan dan
diasuhnya
dengan sepenuh cinta.
“Semoga anakku yang pemberani,
yang jauh merantau ke
negeri-negeri igauan,
menemukan jalan untuk pulang;
pun jika aku sudah lapuk dan
karatan.”
Tapi tubuh sudah begitu jauh
mengembara.
Kalaupun sesekali datang, ia
datang
hanya untuk menabung luka.
Dan ketika akhirnya pulang
ia sudah mayat tinggal rangka.
Bagai si buta yang renta dan
terbata-bata
ia mengetuk-ngetuk pintu:
“Ibu!”
Ranjang yang demikian tegar
lagi penyabar
memeluknya erat: “Aku rela jadi
keranda untukmu.”
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment