Thursday, October 22, 2015

Keranda




Ranjang meminta kembali tubuh
yang pernah dilahirkan dan diasuhnya
dengan sepenuh cinta.

“Semoga anakku yang pemberani,
yang jauh merantau ke negeri-negeri igauan,
menemukan jalan untuk pulang;
pun jika aku sudah lapuk dan karatan.”

Tapi tubuh sudah begitu jauh mengembara.
Kalaupun sesekali datang, ia datang
hanya untuk menabung luka.

Dan ketika akhirnya pulang
ia sudah mayat tinggal rangka.

Bagai si buta yang renta dan terbata-bata
ia mengetuk-ngetuk pintu: “Ibu!”

Ranjang yang demikian tegar lagi penyabar
memeluknya erat: “Aku rela jadi keranda untukmu.”


Oleh :
Joko Pinurbo

No comments:

Post a Comment