Ia telah mendapatkan celana
idaman
yang lama didambakan, meskipun
untuk itu
ia harus berkeliling kota
dan masuk ke setiap toko
busana.
Ia memantas-mantas celananya di
cermin
sambil dengan bangga
ditepuk-tepuknya
pantat tepos yang sok perkasa.
“Ini asli buatan Amerika,”
katanya
kepada si tolol yang berlagak
di dalam kaca.
Ia pergi juga malam itu,
menemui kekasih
yang menunggunya di pojok
kuburan.
Ia pamerkan celananya: “Ini
asli buatan Amerika.”
Tapi perempuan itu lebih
tertarik
pada yang bertengger di dalam
celana.
Ia sewot juga: “Buka dan buang
celanamu!”
Pelan-pelan dibukanya celananya
yang baru,
yang gagah dan canggih
modelnya,
dan mendapatkan burung
yang selama ini dikurungnya
sudah kabur entah ke
mana.
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment