Jauh nian perjalanan di atas
ranjang
padahal resah cuma berkisar
dalam pusaran arus gelombang.
Kaudaki puncak risau dalam
galau malam
namun selalu kandas dihadang
konspirasi kecemasan.
Memang harus sabar dan tawakal
meniti birokrasi kematian.
Lantas laut mencampakkan kau ke
pelabuhan.
Kauseret bangkai kapal yang
terbakar
ke pantai gersang.
Kau terhempas kembali ke
dataran lengang,
menyusuri rute panjang
kelahiran.
Kau mengambang, melayang
seperti bayi terlelap
dalam ayunan ranjang.
Oleh :
Joko Pinurbo
No comments:
Post a Comment