Wednesday, June 10, 2015

Sesobek Buku Harian Indonesia

Melihat pentas-pentas drama di negeriku

berjudul Pesta Darah di Jember

Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo

Klaten, Semarang, Surabaya dan Medan

Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung

Woyla.

Ah, ingat ke hari kemarin

pentas sandiwara rakyat

yang berjudul Komando Jihad

Ingat Malari.

Ingat beratus pentas drama

yang naskahnya tak ketahuan

dan mata kita yang telanjang

dengan gampang dikelabui dan dijerumuskan

Ah, drama-drama total

yang tanpa panggung

melainkan berlangsung di atas hamparan

kepala-kepala penonton

Darah mengucur, kembang kematian.

Bau busuk air liur para sutradara licik

yang bersembunyi di hati mulia para rakyat.

Drama peradaban yang bermain nyawa

mencumbu kemanusiaan

berkelakar secara rendahan kepada Tuhan

Kita orang-orang yang amat lugu dan tak tahu

Pikiran disetir

Hidung dicocok dan disemprot parfum

Pantat disodok dan kita meringkik-ringkik

tanpa ada maknanya

Kita yang terlalu polos dan pemaaf

beriuh rendah di antara kita sendiri

bagai anak-anak kecil yang sibuk dikasih petasan

kemudian tertidur lelap

sesudah disuapi sepotong kue bolu dan permen karet

Ah, milik siapa tanah ini

Milik siapa hutan-hutan yang ditebang

Pasir timah dan kayu yang secara resmi diseludupkan

Milik siapa tambang-tambang

keputusan buat masa depan

Milik siapa tabungan alam

yang kini diboroskan habis-habisan

Milik siapa perubahan-perubahan

kepentingan dari surat-surat keputusan

Kita ini sendiri

milik siapa gerangan.

Pernahkan kita sedikit saja memiliki

lebih dari sekedar dimiliki, dan dimiliki.

Pernahkan kita sedikit saja menentukan

lebih dari sekedar ditentukan, dan ditentukan.



Oleh ;

Emha Ainun Najib

No comments:

Post a Comment