Wednesday, June 3, 2015

Kabut

Selalu kaupanggil-panggil namaku

Aku mengangguk dan tersenyum kepadamu

Tapi sebenarnya kabutlah

Yang kaupanggil itu


Kauseret tubuhku, kaubawa ke perjalanan

Kau perkenalkan kepada setiap orang

Kabut pun menebal, diriku tersembunyikan


Tak kauingatkan sudah berapa topeng

Yang kautempelkan di wajahku?

Jadi engkau sendirilah ini, bukan aku


Tetangga, politik, dan persangkaan

Nafsu, idolatri, dan kepentingan

Mengepulkan debu, mengabuti sejatiku


Kita semua adalah Tuhan yang menyamar

Menyiksa diri dengan sejarah yang samar-samar

Kalau tak juga kautanggalkan topeng-topeng ini

Kepalsuan kita panggul sampai mati



Oleh :

Emha Ainun Najib

No comments:

Post a Comment