Tuesday, June 16, 2015

Ambil Si Penari Untukku Tariannya

Dzu Walayah membawaku mengembara.

Telah berulangkali kukunjungi tempat-tempat itu, namun bersamanya menjadi berubah cara

berjalanku serta menjelma baru mata-pandangku.

Kuajukan kepadanya beribu-ribu pertanyaan seperti Ibrahim menggalah beribu-ribu bintang, kureguk

jawaban-jawabannya yang mesra bagai anak kambing menyusu puting induknya.

Namun, tentang satu hal, Dzu Walayah selalu menghindar, ialah tentang wihdatul wujud, Allah

dengan hambaNya manunggal.

Tatkala kami duduk-duduk istirah di tepian pantai, ia meminta – “Ambil seciduk dua ciduk air

samudera untukmu, sisakan ombaknya berikan kepadaku.”

Ketika di malam hari aku merasa kedinginan oleh hembusan angin yang amat kencang, ia lepaskan

kain sarungnya dan berkata – “Pakailah ini untuk selimutmu, tapi helai-helai benangnya biarlah

untukku.”

Dan ketika di lapangan pojok dusun itu bersama-sama kami menyaksikan acara tayuban yang riuh

rendah oleh musik, teriakan dan birahi, Dzu Walayah menggamit pundakku – “Pergilah ambil penari

itu untukmu, tapi terlebih dahulu berikan kepadaku tariannya.”



Oleh :

Emha Ainun Najib

No comments:

Post a Comment