— untuk
tarian Sulistyo Tirtokusumo
Semakin ke
tangah tubuhmu
yang telanjang
dan berenang
pada celah teratai merah
Ketika
desau angin berpusar
ikan pun
ikut menggeletar
Dari
pinggir yang rapat
membaur ganggang.
Antara lumut lebat
dan tubir batu
ada lempang kayu apu
yang timbul tenggelam
meraih
arus dan buih
Sampai
badai dan gempa seperti menempuhmu
dan kau teriakkan
jerit yang merdu itu
sesaat sebelum kulit langit biru
kembali, jadi biru
Engkau
dewa? kau bertanya
Engkau matahari?
Laki-laki
itu diam sebelum menghilang
ke sebuah asal
yang tak pernah diacuhkan:
sebuah khayal
di ujung hutan
di ornamen embun
yang setengah tersembunyi.
Yang tak
pernah kau miliki, Kunthi
tak akan kau miliki.
Oleh :
Goenawan Mohammad
No comments:
Post a Comment