Wednesday, July 22, 2015

Di Muka Jendela

Di sini

cemara pun gugur daun. Dan kembali

ombak-ombak hancur terbantun.

Di sini

kemarau pun menghembus bumi

menghembus pasir, dingin dan malam hari

ketika kedamaian pun datang memanggil.

Ketika angin terputus-putus di hatimu menggigil

dan sebuah kata merekah

diucapkan ke ruang yang jauh: –Datanglah!


Ada sepasang bukit, meruncing merah

dari tanah padang-padang yang tengadah

di mana tangan-hatimu terulur. Pula

ada menggasing kincir yang sunyi

ketika senja mengerdip, dan di ujung benua

mencecah pelangi:

Tidakkah sapa pun lahir kembali di detik begini

ketika bangkit bumi,

sajak bisu abadi,

dalam kristal kata

dalam pesona?



English Version :


The Window


Here

pine trees shed their leaves, and rolls of waves

are routinely cast off.

Here

the season sights on earth,

sand, cold, and night,

as peace summons as fitfully

the wind upon your shivering self.

And woods bloom

into distant spaces: Please come!


There rises a pair of hills, red and pointed

from bare fields

and parched land

where your heart reaches out. A solitary

windmill spins in the gleam of sunset, and

on the edge of the continent

a rainbow spreads.

Do not mortals return at this hour

when the soil resurges,

like a poem

mute in words like crystal,

enchanted, eternal?



Translator: Laskmi Pamuntjak



By : Goenawan Mohammad

No comments:

Post a Comment