Friday, July 3, 2015

Aktor

— untuk Moh. Sunjaya


Aktor terakhir menutup pintu.

“Caesar, aku pulang.”

Dan ruang-rias kosong. Cermin jadi dingin

seperti wajah tua yang ditinggalkan.


Siapapun pulang. Meski pada jas dengan punggung yang berlobang ia masih rasakan

ujung pisau itu menikam dan akerdeon bernyanyi pada saat kematian.


“Teater,” sutradara selalu bergumam, “hanya kehidupan dua malam.”

“Tapi tetap kehidupan,” ia ingin menjawab.

Ia selalu merasa bisa menjawab.


Ia menyukai suaranya sendiri

dan beberapa kata-kata.

Tapi pada tiap reruntukan panggung

ia lupa kata-kata.


Pada tiap reruntukan panggunng

ia hanya ingin tiga detik — tiga detik yang yakin:

dalam lorong Kapai-Kapai, Abu tak berhenti

hanya karena cahaya tak ada lagi.


Ia tak menyukai melankoli.



Oleh :

Goenawan Mohammad

No comments:

Post a Comment