Wednesday, July 29, 2015

Persetubuhan Kunthi

— untuk tarian Sulistyo Tirtokusumo


Semakin ke tangah tubuhmu

yang telanjang

dan berenang

pada celah teratai merah


Ketika desau angin berpusar

ikan pun

ikut menggeletar


Dari pinggir yang rapat

membaur ganggang.

Antara lumut lebat

dan tubir batu

ada lempang kayu apu

yang timbul tenggelam

meraih

arus dan buih


Sampai badai dan gempa seperti menempuhmu

dan kau teriakkan

jerit yang merdu itu

sesaat sebelum kulit langit biru

kembali, jadi biru


Engkau dewa? kau bertanya

Engkau matahari?


Laki-laki itu diam sebelum menghilang

ke sebuah asal

yang tak pernah diacuhkan:

sebuah khayal

di ujung hutan

di ornamen embun

yang setengah tersembunyi.


Yang tak pernah kau miliki, Kunthi

tak akan kau miliki.



Oleh :

Goenawan Mohammad

No comments:

Post a Comment