Tentang Asmara Hadi
Asmara Hadi adalah nama pena. Nama aslinya Abdul Hadi.
Selain Asmara Hadi, juga ada Ipih atau H.R. singkatan
dari Hadi dan Ratna, Hadi adalah namanya sendiri, sedang Ratna
adalah nama seseorang yang kelak menjadi isterinya. Asmara Hadi lahir di
Bengkulu pada tanggal 8 September 1914. Meninggal pada 3 September 1976 di
Bandung. Tahun 1929, melanjutkan sekolah di Jakarta, di sana tinggal bersama
mahasiswa2 yang turut aktif dalam pergerakan kebangsaan. Kemudian pindah ke
Bandung, sekolah menengah di MULO, Taman Siswa. Ia kemudian masuk partai
politik dan menjadi seorang kader yang digembleng Bung Karno. Tatkala Bung
Karno tahun 1932 menerbitkan Fikiran Rakjat, Asmara Hadi adalah seorang
pembantunya. Kata penyunting: Dari tangannjalah sadjak-sadjak jang
dimuat madjalah tersebut. Konsekuensi dari tokoh pergerakan adalah
pembuangan dan penjara. Tahun 1934 - 1935, Asmara Hadi ikut dibuang ke Ende
bersama Bung Karno. Tahun 1937 kembali merasai hotel prodeo, demikian juga
tahun 1938 dan tahun 1939, bersama Amir Sjarifuddin. Tatkala pecah perang
Pasifik tahun 1941, kembali ia ditangkap dan menjadi tawanan. Bersama
pemimpin-pemimpin pergerakan lain, ia berpindah-pindah penjara mulai dari
Sukabumi, Garut, Jakarta, dan kembali ke Sukabumi lagi. Inilah yang kemudian
melahirkan bukuDibelakang Kawat Berduri. Penyunting buku menulis begini:
“Dibelakang Kawat Berduri terbitan Pemandangan, Djakarta 2602
(1942). Buku ini merupakan buku tjatatan selama pengarangnja ditawan pemerintah
Belanda, ketika Perang Pasifik petjah. Peristiwanya dimulai tanggal 8 Desember
1941, jaitu saat petjahnja Perang Pasifik hingga tanggal 15 Maret tatkala
pengarang dapat bebas dari Nusakambangan. Dalam buku tersebut digambarkan
antara lain bagaimana pengarang dibawa P.I.D pengeledahan di rumahnja, keadaan
didalam tahanan, pertanjaan2 yang dimadjukan kepadanja serta peristiwa2 jang
lain selama ditawan itu. Kisah2 didalamnja diselingi pula dengan puisi.”
Asmara Hadi pernah menjadi pemimpin majalah Pelopor
Gerindo (1937-1938), pemimpin redaksi majalah Tudjuan Rakjat (1938-1941),
dan pembantu tetap majalah Pudjangga Baru.
No comments:
Post a Comment