Seorang pengajar di
Universitas Brisbane mempopulerkan puisi digital interaktif dan berhasil
menarik perhatian jutaan penonton setiap tahunnya. Ia memprediksi puisi digital
akan merajai karya sastra puisi di masa depan.
Penulis puisi digital
Jason Nelson
Dosen otodidak, pendiri
situs secrettechnology.com, Jason Nelson mengatakan ia awalnya menulis puisi
yang ditulis dan dicetak secara tradisional. Tapi kecintaanya kepada teknologi,
dikombinasi dengan rasa frustasinya yang tidak bisa diungkapkan oleh dirinya
sendiri, membawa Nelson bereksperimen dengan puisi digital.
"Saya selalu
tertarik dengan bagaimana alat peranti lunak bisa digunakan dalam karya-karya
kreatif dan kemudian saya mulai bereksprimen bagaimana jika alat-alat
interaktif seperti mesin permainan dan kode situs, digunakan untuk
membentuk ulang sebuah puisi,” kata Nelson.
Tahun lalu, puisi
digital Nelson telah dipamerkan di sebuah galeri di New York, di
Perpustakaan Nasional Perancis, Universitas Edinburg, diarsipka di
Perpustakaan Kongres AS dan tersebar viral ke seluruh dunia lewat berbagai
jaringan di internet.
"Mengawali karir
saya dalam kesendirian memberi pengaruh besar buat karya puisi digital saya,
itu memberi sentuhan tampilan dan rasa yang unik,” katanya Nelson dari
Universitas Griffith.
"Saya menciptakan
banyak hal yang tidak dilakukan penulis puisi lain di bidang sastra
elektronik,” katanya.
Puisi digital adalah
karya sastra yang lahir dari kombinasi teknologi dan puisi. Penulis
menggunakan banyak elemen multimedia seperti teks kritis - suara, gambar,
gerakan, video, interaktivitas dan kata-kata yang dikombinasikan untuk
menciptakan bentuk-bentuk puisi baru dan pengalaman.
Sementara puisi digital
Nelson menampung banyak bentuk, semua karyanya dapat diklasifikasikan di bawah
payung sastra elektronik, sebuah genre yang berasal dari lingkungan digital dan
membutuhkan perhitungan digital untuk dikonsumsi oleh pembaca.
Sekretaris Organisasi Sastra Elektronik, Davin Heckman mengatakan gaya unik Nelson dan dedikasinya atas karya karya yang telah dilakukan untuk membantu menumbuhkan industri sastra elektronik.
Sekretaris Organisasi Sastra Elektronik, Davin Heckman mengatakan gaya unik Nelson dan dedikasinya atas karya karya yang telah dilakukan untuk membantu menumbuhkan industri sastra elektronik.
"Nelson sangat
dihormati di komunitas sastra elektronik dan itu merefleksikan kualitas
karyanya,” kata Heckman.
Masa depan puisi
Dalam beberapa dekade
terakhir, sastra elektronik popularitasnya terus meroket, seiring dengan
perkembangan teknologi yang terus membuka pintu bagi inovasi di dunia digital.
Meski demikian, Profesor
Heckman mengatakan pusisi yang ditulis secara tradisional masih tetap
relevan bagi masyasrakat modern
"Saya harap puisi
digital tidak akan menyingkirkan puisi tradisional,” katanya.
"Meskipun menyukai
puisi digital, tapi saya masih tetap menggunakan secarik kertas dan pensil dan
menulis puisi, kedua alat itu masih menjadi alat yang sangat kuat mendorong
karya saya,” kata Heckman.
Nelson sepakat dengan
pendapat profesor Heckman. Ia menilai puisi tradisional akan selalu mendapat
tempat khusus. Tapi puisi digital menurutnya akan menjadi mada depan
puisi.
"Saya yakin pusis
digital akan mengambil alih kejayaan puisi cetak,”kata Nelson.
"Ketika karya puisi
digital diciptakan menjadi seperti game komputer, dimainkan dan game komputer
kita ketahui mampu menark perhatian jutaan pembaca, sementara puisi tradisional
yang dicetak paling hanya mampu menarik pembaca ratusan saja. Jadi saya
pikir media digital sudah jelas akan menjadi masa depan pusisi.
"Saat ini saja
kebanyakan orang mengakses berita, hiburan bahkan lowongan kerja lewat media
digital, ya begitu juga nasib puisi dan seni lain pada akhirnya nanti,”
tegas Nelson yakin
Oleh karena itu Nelson
mendorong agar pengarang puisi tradisional mendobrak batas-batas mereka dan
mulai berkarya di puisi digital juga.
Meski demikian menurut
Nelson untuk menciptakan puisi digital tidak harus punya kemampuan komputer
atau teknologi yang tinggi,” kata nelson.
"Saya saja memulai
karya puisi digital saya hanya dengan teknologi yang relatif sederhana yaitu
google Maps,’ katanya.
"Misalnya anda
dapat menciptakan pusis digital mengenai tempat, gunakan teks dan video
gambar kemudian gulingkan di google maps untuk menciptakan puisi interaktif,”
sarannya.
Nelson yakin hal
terpenting dalam menciptakan puisi digital adalah keunikan dan keaslian
gagasan, buka masalah penguasaan teknologi.
Berkembangnya sastra
digital juga telah mendorong gagasan untuk membuat data base karya sastra
digital Australia. Database ini akan diluncurkan awal tahun ini.
No comments:
Post a Comment