setelah letih merentang perjalanan, kita sampai
di perempatan sejarah. menghitung masa silam
dan mereka reka masa datang. segala yang telah
kita lakukan sebagai dosa, berhimpit himpitan
dalam album. berebut di antara mazmur mazmur dan
doa. dan kita pun belum putuskan perjalanan atau
kembali pulang.
kata kata gugur jadi rintihan. percakapan berdesis
dalam isakan. keringat anyir dan darah bersatu
menawar dahagamu yang terlampau kental.
engkau imani
taubatku yang mengering di antara dengkur dan
igauan.
tubuh beku di antara altar altar dan bangku panjang.
di antara mazmur dan suara anggur dituangkan.
di seberang mimpi, pancuran dan sungai mati dengan
sendirinya. Tiba tiba kau padamkan cahaya itu.
ruang ini gelap. aku raba dan kucari cari tongkat
si buta. kutemukan cahaya dalam fikiranku sendiri.
pejalan beriringan di antara gang dan musim yang
tersesat. kunyalakan cahaya dalam hatiku. biarlah
jika akhirnya membakar seluruh ayat dan syair yang
lupa kukemasi.
Oleh :
Dorothea Rosa Herliany
No comments:
Post a Comment