Thursday, April 30, 2015

Sebuah Radio, Kumatikan

fragmen ke 22


ada yang mengirim untukmu seuntai cinta: duka yang manis

menyelinap lewat lubang kunci jendela, atau desis yang ngilu,

atau entah apakah - segala warna kelabu yang pucat seperti mayat,

ada yang mengucapkan salam lewat detak jantungmu.


kita masih bersidekap, rindu tua mengaliri darah keruh

yang mengalir lewat erangan dan teriakan tersangkut pejam mata,

lalu dengus kecil - aku mengusap keringat di lehermu.


kubawa sekeranjang cinta yang kusut seperti daun daun tua yang layu.

engkau biarkan ada yang menyusup, entah, mungkin lewat lubang kunci,

atau lewat dengusmu: senandung itu terdengar

sampai tengah malam, jendela jendela kembali tertutup.

ada yang mengucapkan salam manis, dan segala omong kosong

di senggang waktu.



Oleh :

Dorothea Rosa Herliany

No comments:

Post a Comment