Thursday, March 26, 2015

Solitaire

Kota larut dalam hujan. Cahaya-cahaya pun

Kabur terkubur. Pucuk-pucuk kelapa gemetar

Bambu-bambu kuning saling merapatkan pelukan

Menancapkan kuku-kukunya pada tanah dalam

Sampai gemerutuk sepi membentang sepanjang


Kawat listrik, menegang. Petir turun. Anakku

Menangis keras, memecah Iamunanku.leritnya

Meredakan hujan. Mengusir dan menghalau bakal

Badai topan. Dan mencipta kembali Bandung

Sebagai danau mutiara yang menyala. Orang pun

Berenang dan menyelam lagi di sana, berebut

Mimpi. Sedang aku menjelma badak yang berkubang

Sepi, menyusuri sungai dan hutan; nyeri sendiri



Oleh :

Beni R Budiman

No comments:

Post a Comment