Saturday, April 12, 2014

Perkembangan Puisi Modern di Indonesia

Sejarah Puisi Baru di Indonesia
Sejarah puisi baru bisa dikatakan berawal dari perkembangan pendidikan formal di Indonesia. Sebelum itu, puisi (yang disebut puisi lama) di Indonesia umumnya berbentuk syair, pantun, gurindam dan sebagainya yang bersifat anonim dan dimiliki masyarakat luas. Selain itu puisi lama cenderung patuh pada aturan-aturan yang mengikat.
Berbeda dengan puisi baru yang cenderung bebas, tanpa ikatan. Sejarah puisi baru mulai berkembang pada tahun 1920 seiring dengan bermunculannya generasi ‘terdidik’.

Angkatan-angkatan dan Perkembangan Puisi Baru

Dalam perkembangan sastra, setiap masa pasti memiliki ciri khas atau karakteristik yang secara umum menggambarkan kondisi sosial dan budaya di masanya. Perkembangan sastra yang paling mencolok di Indonesia, bermula pada angkatan 1920 yang disebut Angkatan Balai Pustaka. Di periode berikutnya, sekitar 1933 lahir lah angkatan pujangga baru dengan tokoh terkenal di bidang prosa bernama Sutan Takdir Alisahbana (STA). Sedangkan di bidang puisi sendiri ada Amir Hamzah.
Puisi baru semakin terkenal saat Chairil Anwar menyuarakan puisi-puisi monumental, bertema kemanusiaan, perjuangan dan sebagainya yang memperlihatkan keadaan di masa itu. Hingga akhirnya, ia dijadikan tokoh uang memprakasai lahirnya angkatan 1945. Setelah beberapa lama, baru lah di era 60-an terlahir angkatan 1966 yang dipelopori oleh Taufik Ismail. Perkembangan dunia puisi hingga menjadi bentuknya yang sekarang ini dimulai pada tahun 1970-an.

Puisi Modern

Dikatakan puisi modern karena perkembangan puisi ini terjadi di era modern. Perkembangannya tentu saja tak lepas dari sejarah masa lalu terutama pada Rejim Orde Baru. Sebagai pengetahuan, di masa Orde Baru, banyak sekali media-media yang dibredel oleh pemerintah dengan alasan tidak sesuai dengan ideologi pemerintahan. Hal tersebut, menyebabkan perkembangan puisi ikut tergerus.
Setelah Orba runtuh, mencuat lah yang dinamakan kebebasan pers, kebebasan berpendapat baik secara lisan mau pun tulisan. Rubrik-rubrik sastra di koran dan majalah pun kembali ramai. Hal ini tentu saja memberikan efek yang positif pada perkembangan puisi dan sastra secara umum.
Puisi dan sastra semakin berkembang seiring munculnya badan-badan penerbitan. Entah itu penerbit besar atau penerbit independent yang banyak melahirkan penulis indie. Hubungan antara penerbit dan penulis yang bisa dikatakan simbiosis mutualisme, ternyata mampu memberikan manfaat baik pada perkembangan puisi maupun dari segi materi.
Tak bisa dipungkiri juga jika kemajuan puisi di era ini, sangat berhubungan dengan kemajuan teknologi. Seseorang bisa memublikasikan karyanya dengan sangat mudah, terutama di media-media sosial, blog dan sebagainya. Semakin tinggi kemajuan teknologi, menyebabkan arus informasi semakin cepat. Begitu pun dengan perkembangan puisi, yang saat ini telah berubah dalam segala hal.
Demikian sekelumit cerita sejarah puisi baru yang ada di Indonesia. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment