Wednesday, November 26, 2014

Jalan Lempeng

sebuah lukisan S. Soedjojono


Burung gagak, burung gagak! Biarkan dia berjalan!

Biarkan dia berjalan, membungkuk pada keyakinannya

Bertolak dari bumi kehidupan lampau, begitu ia melangkah

Pasti dan yakin. Karena ada mimpi di balik gunung itu:

Lembah hijau hidup segar. Karena di sini batu mencair

Gurun mati. Tandus dan sepi.


Burung gagak, biarkan dia berjalan. Di ruas-ruas langkahnya

Menyala dendam pada bumi lampau. Di dadanya padat kesumat

Pada dunia kehidupan yang mati di sini.


Burung gagak, sampaikan salamku padanya. Salam bagi

Yang sudah melangkah atas keyakinan. Salam bagi

Yang sudah berani bikin perhitungan tandas sekali.


Gunung-gunung yang membatu, gersang dan kering,

kan takluk pada tapaknya.

Satu demi satu kan dilewatinya. Ia terjang dunia mati.


Burung gagak, kini ia berjalan. Melangkah dengan gagah

Ia tahu di balik gunung ada mimpi, ada lembah

Tidak cair meleleh seperti bumi yang menggolak ini.

Semua kan tunduk kepadaNya.

Semua kan menyerah pada langkahnya. Karena ia berjalan

Atas keyakinan.


Biarkan dia berjalan!


Gunung dari lembah sana, gaung dari mimpi diri.

Burung gagak, ia dengar nyanyi itu. Dan ia menuju ke situ.


Pohon-pohon mati dan sepi. Padang pun mati dan sepi.

Batu-batu mencongak ngeri, tajam dan mengancam.

Tapi ia melangkah menuju lembah-lembah mimpi.


Ia sendirian. Batu-batu dan alam geram.

Gunung mendinding di ujung. Langit pun kan menerkam.

Dan ia melangkah dengan pasti: Batu cair jadi beku.


Langit pun jadi membiru, mengucapkan selamat jalan

Menempuh kehidupan.


Burung gagak, burung gagak, biarkan dia berjalan

Sampaikan salam yang erat dan hangat. Ia yang yakin

Ada mimpi di balik gunung batu, ada lembah hijau dan lembut

Kehidupan tenang, sawah-ladang, padang rumput....


Jangan kauganggu!


1955



Oleh :

Ajip Rosidi

No comments:

Post a Comment