Kusebut kata-kata
engganmu detik jam
Gemersik berat dihela
jarumnya
Senandungmu mengalun
bagai desau angin ribut
jatuh ke pelimbahan
air perlahan-lahan
Kabut yang senantiasa
berjkalan dari dinding ke dinding
membalik-balik beribu
percakapan
dan didapatkannya
nama-nama asing yang tak ada orangnya
Kabut yang mengatakan
sebuah luka
Yang meluas dan
mengendap jadi palung di dada
dan palung itu
mengisap jantung kita
Dan malam yang
senantiasa berdiri di luar
berdiri berjaga
mendengarkan yang bakal tak sampai
Dan bayang-bayang
terangnya di bawah lampu
bernyanyi gelisah
melalui gang yang satu ke gang yang lainnya
Oleh :
Abdul Hadi Wiji Muthari
No comments:
Post a Comment