Saturday, August 2, 2014

Kadang


Kadang begitu seringnya

ciuman letih pada bibirmu

menghabiskan tetes demi tetes airmatanya sendiri

dan kenangan lain yang lebih sedih mekar karenanya


Daging bagai retasan-retasan arang oleh api

tapi toh seakan abadi

Dan mereka yang menganggapnya tak abadi

karena cemas akan cintanya sendiri


Begitu diambilnya langkah: Ia seperti setangkai api

Pada sehelai kertas yang baru dituliskan


Seseorang atau entah rangkulan yang menggetarkan

mengambil getaran itu lagi

dan aku adalah getaran itu sendiri



Oleh :

Abdul Hadi Wiji Muthari

No comments:

Post a Comment