Keranjang itu masih
menatap. Tahun mau berbunga
Tapi langit berangkat
kemarau di jendela
Tanganmu: Mulut yang
mengucapkan kebenaran ombak
Tapi
pendayung-pendayung datang terlambat
Kita jenguk ke air. Obor
itu menyalakan malam
Angin itu angin kita.
Tapi tak menghembus sampai senja
lain tiba.
Oleh :
Abdul Hadi Wiji Muthari
No comments:
Post a Comment