Tidakkah sakal,
negeriku? Muram dan liar
Negeri ombak
Laut yang diacuhkan
musafir
karena tak tahu kapan
badai keluar dari eraman
Negeri batu karang
yang permai, kapal-kapal menjauhkan diri
Negeri burung-burung
gagak\
Yang bertelur dan
bersarang di muara sungai
Unggas-unggas sebagai
datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak
tahu
Aku impikan sebuah
tambang laogam
Langit di atasnya
menyemburkan asap
Dan menciptakan awan
yang jenaka
Bagai di badut dalam
sandiwara
Dengan cangklong besar
dan ocehan
Batuk-batuk keras
Seorang wartawan bisa
berkata : Indonesia
Adalah berita-berita
yang ditulis
Dalam bahasa yang
kacau
Dalam huruf-huruf yang
coklat muda
Dan undur dari bacaan
mata
Di manakah ia kau simpan
dalam dokumntasi dunia ?
Kincir-kincir angin
itu
Seperti sayap-sayap
merpati yang penyap
Dan menyebarkan lelap
ke mana-mana
Sebagai pupuk bagi
udaranya
Lihat
sungai-sungainya, hutan-hutannya dan sawah-sawahnya
Ratusan gerobag
melintasi jembatan yang belum selesai kau
bikin
Kota-kotanya bertempat
di sudut belakang peta dunia
Negeri ular sawah
Negeri ilalang-ilalang
liar yang memang dibiarkan tumbuh subur
Tumpukan jerami basah
Minyak tanahnya
disimpan dalam kayu-kayu api bertumpuk
Dan bisa kau jadikan
itu sebagai api unggun
Untuk pesta-pesta
barbar
Indonesia adalah buku
yang sedang dikarang
Untuk tidak dibaca dan
untuk tidak diterbitkan
Di kantor penerimaan
tenaga kerja
Orang-orang sebagai
deretan gerbong kereta
Yang mengepulakan asap
dan debu dari kaki dan keningnya
Dan mulutnya ternganga
Tatkala bencana
mendamprat perutnya
Berapa hutangmu di
bank ? Di kantor penenaman modal asing ?
Di dekat jembatan tua
malaikat-malaikat yang
celaka
Melagu panjang
Dan lagunya tidak
berarti apa-apa
Dan akan pergi ke mana
hewan-hewan malam yang terbang jauh
Akan menjenguk gua
mana, akan berteduh di rimba raya mana ?
Ratusan gagak berisik
menuju kota
Menjalin keribuan di
alun-alun, di tiap tikungan jalan
Puluhan orang
bergembira
Di atas bayangan mayat
yang berjalan
Memasuki toko dan
pasar
Di mana dipamerkan
barang-barang kerajinan perak
Dan emas tiruan
Indonesia adalah
kantor penampungan para penganggur
yang atapnya bocor dan
administrasinya kacau
Dijaga oleh
anjing-anjing yang malas dan mengantuk
Indonesia adalah
sebuah kamus
Yang perbendaharaan
kata-katanya ruwet
Dibolak-balik,
digeletakkan, diambil lagi, dibaca, dibolak-balik
Sampai mata menjadi
bengkak
Kata kerja, kata seru,
kata bilangan, kata benda, kata ulang,
kata sifat
Kata sambung dan kata
mejemuk masuk ke dalam mimpimu
Di mana kamus itu kau
pergunakan di sekolah-sekolah dunia ?
Di manakah kamus itu
kau jual di pasaran dunia ?
Berisik lagi, berisik lagi
:
Gerbong-gerbong kereta
membawa penumpang yang
penuh sesak
dan orang-orang itu
pada memandang ke sorga
Dengan matanya yang
putus asa dan berkilat :
Tuhanku, mengapa kau biarkan
ular-ular yang lapar ini
Melata di bumi
merusaki hutan-hutan
Dan kebun-kebunmu yang
indah permai
Mengapa kau biarkan
mereka ……….
Negeri ombak
Badai mengeram di
teluk
Unggas-unggas bagai
datang dan pergi
Tapi entah untuk apa
Nelayan-nelayan tak
tahu
Oleh :
Abdul Hadi Wiji Muthari
No comments:
Post a Comment