Wednesday, July 9, 2014

Tahanan


Atas ranjang batu 

tubuhnya panjang 

bukit barisan tanpa bulan 

kabur dan liat 

dengan mata sepikan terali

Di lorong-lorong 

jantung matanya 

para pemuda bertangan merah 

serdadu-serdadu Belanda rebah

Di mulutnya menetes 

lewat mimpi 

darah di cawan tembikar 

dijelmakan satu senyum 

barat  di perut gunung 

(Para pemuda bertangan merah 

adik lelaki neruskan dendam)

Dini hari bernyanyi 

di luar dirinya 

Anak lonceng 

menggeliat enam kali 

di perut ibunya 

Mendadak 

dipejamkan matanya

Sipir memutar kunci selnya 

dan berkata 

-He, pemberontak 

hari yang berikut bukan milikmu !

Diseret di muka peleton algojo 

ia meludah 

tapi tak dikatakannya 

-Semalam kucicip sudah 

betapa lezatnya madu darah.

Dan tak pernah didengarnya 

enam pucuk senapan 

meletus bersama


Oleh :

W.S. Rendra

No comments:

Post a Comment