Terlentang
aku
seenaknya
dalam pelukan bukit-bukit
batu
bertenda langit biru,
seorang anak
entah
berkebangsaan
apa
mengikuti
anak mataku
dan dalam
isyarat
bertanya-tanya
kapan Tuhan
turun?
Aku
tersenyum.
Setan
mengira dapat mengendarai
matahari,
mengusik
khusukku apa tak melihat
ratusan ribu
hati putih
menggetarkan
bibir,
melepas
dzikir,
menjagamu
dari jutaan
milyar malaikat
menyiramkan
berkat.
Kulihat
diriku
terapung-apung
dalam nikmat
dan sianak
entah
berkebangsaan apa
seperti
melihat arak-arakan
karnaval
menari-nari
dengan
riangnya.
Terlentang
aku
satu
diantara jutaan tumpukan
dosa yang
mencoba menindih,
akankah
kiranya
bertahan dari banjir
air mata
penyesalan
massal ini
Gunung-gunung
batu
menirukan
tasbih kami,
pasir
menghitung wirid kami
dan sianak
yang aku tak
tahu
berkebangsaan
apa
tertidur
dipangkuanku
pulas sekali
Oleh :
A Mustofa Bisri
No comments:
Post a Comment