Tuesday, September 16, 2014

Zikir


Aku mengapung

Ringan

Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari

Dalam angin

Jumpalitan bagai ikan

Bagai lidah api


Bau busuk mulutku, Anne

Seratus tahun memanggi-manggil

Namamu


Inilah zikirku:

Lelehan aspal kealpaanku, cairan timah

Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku

Tumpukan sampah keterpurukanku

Selokan mampat kesia-siaanku


Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan

Padahal lapar, tak minum padahal haus

Tak menangis padahal sedih, tak berobat

Padahal luka, tak bunuh diri

Padahal patah hati


Anne! Anne! Anne!


Zikirku seribu sepi menombakmu

Menembus lapisan langitmu, membongkar

Gumpalan megamu, membakar pusaran

Kabutmu, menghanguskan jarak

Ruang dan waktu


Aku mencair

Bagai air

Mengalir padamu. Bagai hujan   

Tumpah ke bumi

Menggelinding bagai batu

Bagai hantu


Anne! Anne! Anne!


Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan

Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku 

Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku

Semburan asap kepunahanku


Aku tak mengemis padahal miskin, tak mencuri

Padahal terdesak, tak merampok padahal banyak utang

Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut

Padahal punya hak, tak memaksa

Padahal putus asa


Anne! Anne! Anne!


Zikirku seribu sunyi mengejarmu

Menggedor barikade pertahananmu, menerobos

Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang

Semadimu, menghancurkan singgasana

Kekhusyukanmu


Bau busuk mulutku, Anne

Seratus tahun memanggil-manggil

Namamu



Oleh :

Acep Zamzam Noor

No comments:

Post a Comment