Sunday, September 14, 2014

Pernyataan Cinta


Kau yang diselubungi asap

Kau yang mengendap seperti candu

Kau yang bersenandung dari balik penjara

Tanganmu buntung karena menyentuh matahari

Sedang kakimu lumpuh

Aku mencintaimu

Dengan lambung yang perih

Pikiran yang dikacaukan harga susu

Pemogokan serta kerusuhan yang meletus

Di mana-mana. Darah dan air mataku tumpah

Seperti timah panas yang dikucurkan ke telingan

Kubayangkan tanganmu yang buntung serta kakimu

Yang lumpuh. Tanpa menunggu seorang pemimpin

Aku mereguk bensin dan menyemburkannya ke udara

Lalu bersama mereka aku melempari toko

Membakar pasar, gudang dan pabrik

Sebagai pernyataan cinta

Betapa menyedihkan mencintaimu tanpa kartu kredit

Tanpa kamar hotel atau jadwal penerbangan

Para serdadu berebut ingin menyelamatkan bumi

Dari gempa dahsyat. Kuda-kuda menerobos pagar besi

Anjing-anjing memercikkan api dari sorot matanya

Sementara aku melepaskan pakaian dan sepatu

Ternyata mencintaimu tak semudah turun ke jalan raya

Menentang penguasa atau memindahkan gunung berapi

ke tengah-tengah kota

Aku berjalan dengan membawa kayu di punggungku

Seperti kereta yang menyeret gerbong-gerbong kesedihan

Melintasi stasiun-stasiun yang sudah berganti nama

Kudengar bunyi rel yang pedih tengah menciptakan lagu

Gumpalan mendung meloloskan diri dari mataku

Menjadi halilintar yang meledakkan kemarahan

Pada tembok dan spanduk. Aku mencintaimu

Dengan mengerat lengan dan melubangi paru-paruAku mencintaimu dengan menghisap knalpot

Dan menelan butiran peluru

Wahai kau yang diselubungi asap

Wahai kau yang mengendap seperti candu

Wahai kau yang terus bersenandung meskipun sakit dan miskin

Wahai kau yang merindukan datangnya seorang pemimpin

Tunggulah aku yang akan segra menjemputmu

Dengan sebotol minuman keras


1998



Oleh :

Acep Zamzam Noor

No comments:

Post a Comment