Sunday, September 27, 2015

Kisah Senja


Telah sekian lama mengembara, lelaki itu akhirnya pulang

ke rumah. Ia membuka pintu, melemparkan ransel, jaket,

dan sepatu. “Aku mau kopi,” katanya

sambil dilepasnya pakaian kotor yang kecut baunya.


Isterinya masih asyik di depan cermin, bersolek

menghabiskan bedak dan lipstik, menghabiskan sepi

dan rindu. “Aku mau piknik sebentar ke kuburan.

Tolong jaga rumah ini baik-baik. Kemarin ada pencuri

masuk mengambil buku harian dan surat-suratmu."


Tahu senja sudah menunggu, lelaki itu bergegas masuk

ke kamar mandi, gebyar-gebyur, bersiul-siul, sendirian.

Sedang isterinya berlenggak-lenggok di cermin,

mematut-matut diri, senyum-senyum, sendirian.

“Kok belum cantik juga ya?”


Lelaki itu pun berdandan, mencukur jenggot dan kumis,

mencukur nyeri dan ngilu, mengenakan busana baru.

Lalu merokok, minum kopi, ongkang-ongkang, baca koran.


“Aku minggat dulu mencari hidup. Tolong siapkan

ransel, jaket, dan sepatu.” Si isteri belum juga rampung

memugar kecantikan di sekitar mata, bibir, dan pipi.

Ia masih mojok di depan cermin, di depan halusinasi.



Oleh : 

Joko Pinurbo

No comments:

Post a Comment