Tuesday, March 24, 2015

Epilog Kamar

Kamar ini menggenapkan kita sebagai petapa

Yang merana. Hiruk-pikuk menggoda dari luar

Jendela. Menciptakan gema yang melingkar di

Kamar. Dan melipat diri sebagai lagu sunyi


Siapakah kita di luar kamar ini? Sejumput rambut

Di atas daging dan sepi merambat seperti batang

Markisa di sepanjang lorong hati. Lalu kita lunta

Dalam kelana tanpa peta. Dan mulut kehabisan kata


Di dalam dan di luar kamar, akhirnya kita tetap

Petapa yang kekal memuja dusta. Dan doa ini satu

Minta: "Tuhan beri kami waktu untuk terus dosa!"



Oleh :

Beni R Budiman

No comments:

Post a Comment